Monday, March 11, 2002

Sabtu, 8 Maret 2002
Semalem Nie baca blog-nya Iren tentang kritik, Nie jadi tergelitik untuk ngebahas hal yang sama. Bagi Nie, adalah merupakan hak setiap orang untuk memiliki dan mengeluarkan pendapat masing2. UU pun telah mengatur hal itu. Tapi, apakah dengan kebebasan tersebut berarti setiap orang bebas mengeluarkan pendapat dengan caranya masing2, tanpa memikirkan etika, logika, sopan santun, dsb? Nie setuju sama pendapat Iren, bahwa yang jadi masalah bukan apa sih kritik nya.. tapi bagaimana cara penyampaian kritik itu. Nie sendiri pernah dikritik sangat tajam dan pedas oleh seseorang yang mengakui bahwa ia sangat membenci Nie, dengan kata2 yang tidak layak untuk dibaca. Dan si penulis bilang bahwa ia sengaja menulis sekasar itu dengan maksud membuat Nie sakit hati juga sehingga "kita" (maksudnya gue dan dia) bisa bertanding dengan tingkat kebencian yang sama. Lalu, apakah intrik seperti itu berhasil? Tentu Tidak. Memangnya, kalau dia memusuhi Nie dengan cara seperti itu, bisa membuat Nie ikut2an memusuhi dia? Ho ho ho... Salah BESAR! Jangankan untuk memusuhi, untuk mengkritik balik pun Nie sama sekali nggak tertarik. Kenapa? Karena Nie tau, setuju, yakin dan percaya bahwa kritk adalah hal yang sia2, karena menempatkan seseorang dalam posisi defensif dan biasanya membuat orang itu berusaha mempertahankan dirinya. Kritik itu berbahaya, karena melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan pentingnya, dan menimbulkan rasa benci. Demikian kata Dale Carnegie, bahwa semua orang bodoh bisa mengkritik, mencerca dan mengeluh, dan hampir semua orang bodoh melakukannya. Dan saya tidak sebodoh itu. =)
Ketika Nie dikritik -terlepas dari cara penyampaian kritik itu-, Nie bisa bersyukur, dengan dua alasan:
1. Jika kritik itu rasional & masuk akal, maka itu merupakan suatu masukan yang sangat2 berharga, yang jauh lebih besar nilainya daripada sebuah pujian. NIe nggak bisa meremehkan nilai suatu pujian, karena itu penting sebagai suplemen percaya diri alias PD. Tapi kritikan yang rasional & masuk akal pun nggak kalah penting, karena itu merupakan suplemen motivasi diri yang bisa memacu Nie mengembangkan diri lebih baik lagi.
2. Jika kritik itu illogical, irrasional, maka itu merupakan suatu hiburan tersendiri bagi Nie yang sangat ampuh menghilangkan kepenatan. Lha, kok, gitu NiQ?? Iya, karena jika Nie melihat apa yang dia kritik itu nggak logis, gak ada esensinya, dan penuh emosi pula, makan Nie bisa tertawa miris melihat sang kritikus memperlihatkan kebodohannya sendiri. Ha ha ha. Seperti Iren bilang, start with a man in d'mirror, yo! *toss sama Iren*
Lalu lalu, jika Nie menemukan fakta bahwa there's someone who ACTUALLY hates me, so what? Will it bother me? Apakah hal itu bisa merusak kebahagiaan saya? Sama sekali TIDAK. Lha wong saya mendapatkan kebahagiaan itu dari dalam diri saya sendiri kok! I, myself, decorate my own garden, instead of waiting for someone giving me flowers, and no one can take that away from me. Kebahagiaan itu Nie temukan dari dalam diri Nie sendiri, bukan pada orang lain. Nggak ngaruh kalo ada orang yang mau benci Nie, baik dengan alasan yang bisa dimengerti ataupun tidak. Kalo dia memutuskan untuk membenci Nie, itu hak dia. Silahkan menikmati kebencian itu. Silahkan menilai salah semua tindakan Nie. Silahkan mendongkol di atas kebahagiaan Nie. Silahkan tertawa di atas kesedihan Nie (kalau ada =). Silahkan berpikiran negatif atas semua niat baik Nie. Silahkan mencaci maki saya kalau itu bisa membuat Anda senang. Silahkan menikmati kebencian Anda. Silahkan. Tidak ada yang melarang. Toh semua itu Anda sendiri yang merasakan. Bukan saya.
Terdengar narcisstic? Well, liat dulu faktanya. Setiap kali saya sadar kalau saya telah berbuat suatu kesalahan, bisa dipastikan saya selalu meminta maaf. Bahkan jika saya tidak mengerti apa kesalahan saya pun hingga membuat seseorang begitu membenci saya, saya tetap meminta maaf (contoh: blog 10 Janu 02). Bukan berarti Nie nggak pernah marah. Pasti pernah lah. Tapi Nie tau betul bagaimana mengatasinya (baca blog Nie tentang amarah, 20 Fe 02). Tapi jika orang itu terlalu keras kepala sehingga tidak sudi untuk memaafkan saya, apa boleh buat. Setidaknya saya sudah berusaha meminta maaf. Karena hanya dengan memaafkan orang yang kita benci, kita bisa berdamai dengan kebencian itu sendiri, dan akhirnya bisa memusnahkan dendam dalam hati. Kenapa mesti berdamai dengan kebencian sih NiQ?? Karena jika masih ada kebencian dalam hati, amarah dalam diri, seseorang tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan sejati dalam hatinya. Satu2nya cara ya memaafkan. Gak ada yg lain.
Berharap semuanya bisa hilang dengan cara melupakan? Ho ho ho... u never really forget anything, u just dont recall it. Coz everything is on permanent file in your brain! Anda bisa saja menganggap telah melupakan semuanya. Tapi faktanya adalah: Anda hanya menaruh semuanya ke dalam Long Term Memory Anda! Suatu saat, ingatan itu akan timbul kembali ke permukaan. Dan jika saat2 itu datang dan Anda masih belum bisa berdamai dengan perasaan itu, maka: kebencian akan kembali muncul ke permukaan. Menjadi suatu amarah. Dendam. Semua itu nggak akan ada habisnya kecuali jika Anda bisa benar2 memaafkan.
Lalu, kenapa juga Nie begitu peduli untuk membuat dia memaafkan Nie? Karena sejujurnya itu suatu pertanda jika saya masih peduli padanya. Kalau nggak, buat apa Nie repot2 meminta dia maafin Nie. Toh sebenernya kewajiban Nie hanyalah meminta maaf, soal diberi maaf atau nggak ya itu urusan dia, hak dia. Tapi nggak bisa sesimpel itu kalau Nie masih care sama dia. Lagian, apa sih yang bisa Nie dapet setelah dia bisa maafin Nie? Nggak ada! Itu semua ya buat kebaikan dia sendiri!
Jika ia masih juga nggak bisa melihat niat baik saya karena tertutup oleh pikiran negatifnya, dan menganggap semua ini hanyalah black propoganda baginya. yah itu semua kembali lagi pada dia. Terserah dia. Silahkan memutuskan, mau diperbudak kebencian atau menemukan kebahagiaan. The choice is urs.
Note: Saya tidak sedang membela diri atau menyudutkan apalagi mendiskreditkan seorangpun di sini. Buat siapapun yang merasa tidak suka atau tersinggung atau bahkan marah setelah membaca tulisan di atas, maka saya sarankan untuk segera menutup window blogger ini dan tidak perlu kembali lagi sebelum bisa membaca dengan pikiran jernih. Toh tidak ada yang meminta apalagi memaksa Anda untuk membuka dan membacanya. Blog ini adalah hak milik saya, kuasa saya, dan semua pendapat yang saya keluarkan adalah pendapat pribadi saya, yang saya tuangkan dengan cara sewajarnya dan sepantasnya, tanpa melanggar hukum apapun yang berlaku. Setiap imel yang masuk berdasarkan tulisan pada blogger saya, membawa pesan tidak tertulis yang berbunyi : "Gue masih peduli sama elo, makanya gue nyempetin diri untuk baca dan sekarang nanggepin isi blogger elo." , tanpa peduli apapun yang Anda tulis dalam imel tersebut. Terima kasih. =)

No comments: